Rabu, 19 Maret 2008

Gebrakan Trend Anthurium
dan Harga Selangit
By duniaflora
Saturday, September 22, 2007 00:19:56
Clicks: 1100

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, yang pertama kita harus menyadari, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di Dunia. Sehingga merupakan pasar yang besar juga untuk berbagai barang yang ada di Dunia, baik Konsumsi, telekomunikasi, otomotif, maupun Tanaman hias. Sudah terbukti Penjualan otomotif, dan Hand phone sebagai contohnya Nokia 9500 yang harganya fantastis, mendudukkan Indonesia sebagai negara pembeli terbanyak di Dunia. Jadi kita kemudian jangan kaget, jika muncul fenomena Booming akan produk tertentu, apalagi tanaman hias yang tingkat serapannya seperti kepemilikan telephone genggam, akibat harganya yang terjangkau. Yang terjadi dengan Anthurium merupakan perulangan dari apa yang terjadi dengan Adenium. Bedanya booming adenium lebih banyak menguntungkan penjual di Luar negeri, khususnya Thailand. Berpuluh-puluh Juta biji, bibit, bonggol Adenium yang diimport dari negara gajah Putih masuk ke Indonesia. Belum lagi yang kemudian diperbanyak oleh petani-pengusaha tanaman hias Indonesia belakangan. Tetapi hal ini tetap membuat adenium bercokol tetapi pasar tidak jenuh bertahun-tahun lamanya , dengan penjualan yang seringkali mencengangkan. Padahal harga di Thailand hanya beberapa puluh ribu rupiah saja. Anthurium mencatat fenomena yang cukup mengagumkan. Dimana Booming anthurium diawali oleh pedagang-pedagang Anthurium yang mencari Indukan untuk mensupply kebutuhan tanaman di Sentra Anthurium seputaran kaki Gunung Lawu, khususnya di Karanganyar, Sragen, Temanggung, dll. Tanaman Anthurium yang diburu umumnya Indukan, baik indukan Anthurium Jenmani, Anthurium Gelombang cinta -wave of love dan Anthurium Hookeri khususnya yang bertongkol. Anehnya perburuan mereka ke daerah sekitarnya yang kemudian meluas ke Jakarta, Sawangan dan Depok, pada gilirannya ikut memacu spekulasi dan juga menaikkan trend Anthurium yang semula tidak dilirik sama sekali. Hal ini mengakibatkan terjadi Demand yang naik pesat, karena anthurium juga perlahan-lahan naik pamornya. Permintaan anthurium kemudian mengalami grafik peningkatan yang cukup tajam, Indukan-indukan yang jumlahnya sangat sedikit, disamping tanaman Anthurium yang sangat lambat besarnya pada akhirnya memacu peningkatan harga yang tidak terkendali. Bibit yang semula harganya hanya beberapa ribu rupiah meningkat tajam menjadi hitungan puluhan ribu rupiah. Stok bibit ludes dimana-mana karena pada saat yang bersamaan penghobbi tanaman hias mulai ikut memburunya untuk dikoleksi. Perlu dicatat, permintaan anthurium selama ini hanya sedikit proporsinya yang dijual langsung ke masyarakat luas. Karena sebagian besar masih berkutat di tingkat pedagang dan hobiis. Trend Anthurium pun baru mewabahi beberapa daerah saja di Indonesia. Bisa dibayangkan apabila Trend anthurium ini meledak dimana-mana, harga akan meningkat tajam tidak terkendali. Trend dan Preferensi konsumen pun sudah terlanjur memiliki patron pola standarisasi dalam negeri, misalnya dengan adanya penamaan jenmani kobra, jenmani mangkok, wave of love kw1, hookeri pucuk merah, garuda, dll. Penamaan ini tentu saja tidak dikenal diluar negeri, hal ini berdampak pada keterbatasan pasokan, karena sulit mengharapkan pasokan sejenis. Pasokan pun sebagian besar hanya mengandalkan produksi dalam negeri saja. Terutama dipengaruhi faktor Thailand yang biasanya selalu menjadi pemasok tanaman hias Indonesia, yang untuk saat ini tidak bisa berkutik. Disamping anthurium, khususnya anthurium daun, tidak lumrah dibudidayakan disana, stok tanaman pun berjumlah sedikit, dan perbanyakan tentu saja mengalami kendala waktu. Sehingga Pasokan Anthurium selama ini hanya mengandalkan Indukan yang itu-itu saja, dan beberapa tanaman yang mulai beranjak dewasa. Untungnya, seperti sifat tanamannya, demam anthurium pun berjalan lambat tapi pasti. Sehingga pertumbuhan demand dan supply tidak berbeda terlalu drastis, tetapi meningkat perlahan, meskipun selalu stock habis dimana-mana. Untuk mengatasi kelangkaan barang inipun berlangsung mulus di anthurium, karena banyaknya varian yang dimiliki, sehingga kelangkaan barang tidak serta merta membuat harga melonjak, karena konsumen selalu terbuka untuk menerima varian pengganti yang tersedia dipasar. Hal ini juga merupakan faktor penting yang menunjukkan trend anthuirum ini seperti halnya adenium akan bertahan cukup lama. Setidak-tidaknya dalam hitungan 1 - 2 tahun kedepan.

Tidak ada komentar: