Rabu, 19 Maret 2008

Tsunami Anthurium
Gelombang Ketiga

By admin
Tuesday, March 11, 2008 20:38:39
Clicks: 133

Berdasarkan Kisi-kisi Informasi dari pelaku pasar (bukan pemelihara) di Sentra-sentra anthurium di Jawa Tengah, Jakarta, dan beberapa daerah lainnya tampak satu indikasi penting yang terjadi. Hari-hari belakangan ini terdeteksi pasar anthurium, khususnya indukan bertongkol mulai menggeliat. Banyak Indukan bertongkol yang boyongan dan mulai berpindah tempat, ada yang meluncur ke Jakarta, dan Kota-kota besar lainnya. Kalimantan jadi salah satu tujuan utama perpindahan indukan bertongkol ini. Belum jelas ini arahannya mau kemana (apa mau main bibit seperti fenomena gelcin dulu ato bagaimana ????)Karena Indukan yang jadi obyeknya, variannya bermacam-macam dari Jenmani sampai Gelcin. Dilihat dari kondisi ekonomi yang cenderung dibayangi awan kelabu dari awal tahun ini, tampaknya anthurium bisa menjadi salah satu alternatif untuk menghilangkan stress masyarakat dan menjadi ajang investasi pelaku bisnis lainnya. Tidak banyak yang memperhatikan fenomena ini, karena kebanyakan pemain bingung dan memilih opsi menunggu. Terkait statement salah satu media belakangan ini, yang berusaha memainkan produk tanaman hias baru, meskipun terbukti juga tidak bisa langsung on dipasar. Karena tidak memperhatikan faktor-faktor yang sudah dibahas di artikel sebelumnya. Apakah akan terjadi lagi Gelombang Tsunami Ketiga di pasar Anthurium, seperti yang sudah pernah kita prediksi sebelumnya? Kecenderungannya bisa, hanya menunggu pemicunya saja. Begitu terjadi maka akan timbul lagi gejolak yang sama ketika gelcin merajai pasar tanaman hias. Kenapa? karena terbukti sampai sekarang demand anthurium tetap tinggi baik dikalangan penghobby ataupun pemula. Masih banyak yang menggantungkan mimpinya memiliki anthurium tertentu, karena memilih menunggu harga menjadi lebih reasonable dan terjangkau. Hal yang membedakan untuk gelombang ketiga ini kalau memang terjadi, hanya dari segi harga, karena lonjakan yang sangat dramatis tidak akan terjadi. Kenaikan harga akan lebih terkontrol, karena setiap saat akan terjadi koreksi. Faktor utama yang menyebabkan adalah ketersediaan produk yang cukup dipasar. sehingga kenaikan harga disatu daerah akan mengakibatkan stok mengalir kedaerah tersebut, yang berakibat harga terkoreksi. Kecuali untuk Jenmani Cobra yang memang sangat eksklusif dan terbatas. Anthurium yang diperjual belikan umumnya yang memiliki nama-nama varian yan sudah dikenal secara luas. Beberapa varian baru dapat diterima pasar, meskipun butuh waktu dan pengorbanan untuk memperkenalkan. Untuk nama-nama yang agak aneh-aneh ataupun beberapa kalangan yang mencoba "membuat nama baru" lebih memilih ikut arus - mengembalikan jenmaninya ke "marga generiknya" semula, daripada barangnya ngga laku. Kecenderungan pasar sekarang, lebih mementingkan kualitasnya - untuk mencapai harga yang tinggi. Berbeda dari fenomena terdahulu, akibat kelangkaan produk tertentu dipasar, orang cenderung mencari nama besar saja, tanpa memperhatikan kondisinya. Jenmani yang formnya kurang tentu saja harganya tidak akan maksimal. Perlu dicatat yang inipun tetap memiliki pangsa pasar tersendiri. Harga yang benar-benar tinggi akan tercapai pada Anthurium yang memang terbatas, dan juga sempurna formnya, baik dari segi ketebalan, bentuk, kelebaran daun, seratnya yang tajam dan banyak, dan kriteria lainnya. Transaksinya pun seringkali bersifat terbatas. Sekilas gambaran pasar secara umum saat ini: Khusus untuk Pasar Kolektor dan penghobby (lama atau baru), yang sudah menjadi trademark tetap jadi incaran, karena semua orang terobsesi pada yang satu ini. Ditambah naiknya species-species yang eksotis (tetap berdaun tegak). Pasar untuk yang satu ini tetap stabil, meskipun ditengah ketidak pastian pasar belakangan. Perlu dicatat Indonesia merupakan salah satu negara, dimana banyak orang kaya yang tidak segan-segan berbelanja barang langka, tanpa memperhitungkan harganya. Untuk pasar pemula gelcin tetap jadi ajang coba-coba karena harganya sekarang sangat terjangkau, cuman ukuran yang diperdagangkan bergeser cenderung lebih besar - karena umumnya mereka ingin main safe. Untuk pemula bibitan jenmani dengan harga terjangkau, mulai menjadi opsi untuk dimiliki. Sehingga sekarang mulai terlihat pergerakan pasar dari penjual ke pembeli akhir langsung. Banyak pemain yang mengeluh dagangannya tidak laku, bahkan tidak ada yang membeli. Faktornya mungkin ada dua : anda jauh panggang dari api (kurang informasi pasar), dan memang sekarang muncul jalur distribusi (tidak melalui spekulan) sehingga harga menjadi sangat ketat. Bagi anda yang mengalaminya seharusnya beralih profesi dari pedagang ke pemelihara. sehingga bisa menawarkan produk bermutu. Tetap menarik bukan ? karena kita cinta tanaman hias.

Tidak ada komentar: