Rabu, 19 Maret 2008

Pergerakan Pasar
Anthurium By dunia flora
Thursday, October 04, 2007 20:53:04

Fluktuasi naik yang kemaren itu memang karena kebanyakan pemainnya adalah spekulan dan pekebun yang ketakutan ga dapet barang, karena barang memang langka. wajar saja, karena semua ikut pengen andil bagian ketika trend sedang naik. Hobbies yang terlibat baru berapa persen saja, kecuali didaerah tertentu, dimana anthurium udah jadi mainan setiap hari. Sebenarnya harga sekarang juga tidak terjun bebas, spekulasinya saja yang terlalu dasyat kemaren, karena kecenderungannya sekarang pergerakan harga balik ke harga normal. Selain itu sekarang juga ada faktor lebaran dan bibit mulai banyak yang panen, khususnya GC, sehingga stok lumayan banyak, dan demand selalu dapat lawannya. Tapi perlu dicatat begitu pasar meluas, terjadi lagi kebutuhan yang lebih tinggi. Yang normal, harga memang naik perlahan, seiring trend dan bertambahnya hobbies yang tertarik memelihara, sehingga hobbies dapat membeli dengan harga terjangkau, yang pada akhirnya akan membuatnya lebih dikenal, dan pasar juga meluas secara bertahap. Yang menarik untuk dicatat, khusus di Indonesia, sebagian besar hobbies adalah "FLoating Mass " Hobbies - meminjam istilah pakar politik. Jadi pada saat tanaman tertentu sedang naik daun dan berada dalam "posisi HOT", hampir 85% pecinta tanaman dan spekulan akan ikut ambil bagian, baik jadi penikmat disamping banyak juga yang ikut jadi penjual dadakan berkat adanya sarana telekomunikasi, sms dan info online. Hal ini lah yang membuat harga dan permintaan berakrobat tidak terkendali, sangat berfluktuasi. tetapi disatu sisi justru membuat kalangan yang biasa bergerak di tanaman hias omzetnya justru menipis, karena pemainnya tersebar dimana-mana. Satu lagi, tanpa banyak yang sadar, Anthurium sebenarnya sudah lolos ujian seleksi untuk menjadi pilar tanaman hias kita. Ketika permintaan GC melonjak, dan harga keseluruhan naik, beberapa kalangan mulai menawarkan corong dan beberapa varian sebagai alternatif. Terbukti pasar mengapresiasi dengan baik. Padahal secara teori, Kecenderungannya adalah ketika suatu demand tidak bisa terpenuhi karena barang langka, harga akan naik sampai titik tertentu, yang memicu munculnya produk pengganti (substitusi) sehingga akhirnya pasar beralih ketanaman lain. atau pembeli menunggu sampai harga turun baru kemudian melakukan pembelian. Yang terjadi kemaren, meskipun ada berbagai alternatif substitusi, Pasar lebih memilih setia di Anthurium dengan menerima Produk complementarynya (pelengkapnya ) sesama anthurium. Hal ini mengindikasikan anthurium memiliki kemampuan pemikat seperti tanaman hias adenium, anggrek, aglo untuk bisa terus memikat penggemarnya dan merajai kancah dunia tanaman hias kita. Khusus anthurium kita lihat sebagian besar media mulai menyoroti anthurium belakangan ini. Bisa dibayangkan jika semua orang ngerti anthurium dan ikut trend. Itu baru dasyat efeknya. Kenapa saya bilang begitu, karena lucunya, saya pikir penetrasi anthurium sudah meluas kemasyarakat umum. tetapi saya banyak mendapat pesanan beli bibit GC eceran dari jawa, Kalimantan, dll yang notabene mereka tau saya waktu main adenium. Padahal kalau memang benar barang melimpah, mereka kan bisa beli dikotanya masing-masing. Mengenai bagaimana fluktuasi pasar anthurium kedepan, test casenya setelah lebaran, kita lihat sama-sama. Kalau terjadi spekulasi kenaikan permintaan sedikit saja, efeknya bisa seperti melepas bola salju. sekali menggelinding, bisa dasyat goncangan pasar tanaman hias kita dibuatnya. Kalau saya punya alat tester sendiri untuk membuktikan pasar anthurium ini sedang "padat merayap" naik perlahan. bagi rekan-rekan yang punya bibit cobra coba aja tawarin bibit cobra harga 150 rb, pasti banyak yang rebutan, dijamin ngga sampai 1 menit udah habis, itu pasti saya salah satunya :)) Diambil dari milis anthurium@yahoogroups.com (oleh ananta)

Tidak ada komentar: